Basrief, Pensiun Dini Saat di Puncak Karir

Sabtu, 27 November 2010

Saat itu ia menjabat wakil Jaksa Agung. Orang nomor dua di gedung bundar.

Rumah dua lantai di tepi Jalan Tanjung Duren III Nomor 164, Jakarta Barat ini tidak begitu mencolok.
Di rumah yang berada di pinggir jalan yang bukan jalan utama inilah, pensiunan Wakil Jaksa Agung Basrief Arief dan istrinya, Asminar, tinggal bersama si bungsu, yang kini sedang merintis wiraswasta, Elfira Arief (34).
Si bungsu ini sengaja 'tidak diperkenankan' keluar rumah. Meski lulusan sarjana hukum, si bungsu yang juga putri satu-satunya ini enggan mengikuti jejak sang ayah sebagai jaksa. "Anak saya ini sarjana hukum, tapi tidak mau masuk Kejaksaan," kata Basrief dalam perbincangan santai di kediamannya, Jakarta, Jumat 26 November 2010.

Dua anak lainnya sudah tidak tinggal serumah. Anak pertama, Abraham Arief (37), yang sudah berkeluarga itu kini bekerja di Trimegah Sekuritas. Putra keduanya, Barnal Arief (35) yang belum juga menikah, kini tidak lagi di Tanah Air. Dia sudah menggeluti bidangnya sebagai konsultan keuangan senior di sebuah perusahaan yang berkantor di Wall Street, Amerika Serikat.

Rumah Basrief terlihat sangat asri dengan taman kecil di tengah halaman. Di dalam halaman itu terdapat lebih dari lima kandang burung. Tidak hanya itu, beberapa set perlengkapan alat-alat fitness juga masih bertebaran di halaman dan teras rumah.

Basrief sedikit menceritakan perjalanan singkat karirnya. Sejak masuk SMA, ia menimba ilmu di jurusan eksakta. Kemudian pada 1963, kedua orangtuanya mendaftarkan Basrief muda ke Sekolah Hakim dan Jaksa. "Alhamdulillah, rupanya orang tua saya tidak salah. Saya tekuni kuliah dan mengalir apa adanya," kata dia.

Setelah selesai tahun 1966-1967. Ia mulai bertugas sekitar tahun 1968. Beberapa jabatan pernah diembannya, mulai dari Penata Muda Calon Jaksa dengan tugas pertama di Pekanbaru. "Dapat istri di Pekanbaru dan menikah tahun 1972," kata dia sambil tersenyum. Kemudian pindah tugas ke Bandung lanjut ke Jakarta Pusat, Lampung, dan Surabaya.

Basrief dipercaya bertugas di Pidana Khusus Kejaksaan Agung. Setelah itu menjadi Kepala Kejaksaan Negeri Medan, Kepala Humas Kejagung tahun 1993, Kepala Kejaksaan Negeri Cibinong, Asisten Pidana Umum Kejaksaan Agung, Staf Ahli Jaksa Agung tahun 1998 sampai 1999. Saat menjadi Staf Ahli dia disekolahkan ke Lemhanas, lalu ke Biro Umum Kejaksaan Agung, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI, Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen dan terakhir sebagai Wakil Jaksa Agung.

"Seharusnya saya pensiun 2009. Tetapi pada 2006, ketika saya itu masih 59 tahun mengajukan pensiun dini. Kemudian Keppres keluar pada 2006 akhir. Dan saya laksanakan pensiun awal 2007," kata dia.

Mengapa mengajukan pensiun dini? Menurut Basrief, dia hanya memberi contoh. Karena Basrief memegang komitmen saat bergabung dalam tim pembahas Undang-Undang Kejaksaan tahun 2004. Saat itu disebut usia pensiun pada 60 tahun. Tetapi dia memilih lebih awal mengajukan pensiun.

"Tapi pembahasan belum selesai saya harus ke California, Amerika Serikat. Karena calon menantu dan calon besan mengalami kecelakaan dan meninggal, saya harus ke sana. Ketika saya pulang, sudah diputus pensiun 62 tahun. Saya mencoba untuk komitmen memberi contoh pada junior-junior, memberi kesempatan yang lebih muda. Karir top saya itu Wakil Jaksa Agung dan saya minta pensiun dini," jelas Basrief.

Pensiun tak meredakan aktivitas dan segala macam kesibukan pria kelahiran Tanjung Enim, Palembang, 23 Januari 1947 ini. Basrief mengelola kantor hukum milik seniornya, Sudjono. Kemudian, dia ikut pula usaha milik kolega lainnya. Basrief menyambi sebagai legal advisor. Lalu membuat lembaga kajian soal legal dan konstitusional. Dalam lembaga kajian itu ada Hikmahanto Juwana, Benny K Harman, Chandra Motik, dan lain-lain.

"Saat kemarin diumumkan sebagai Jaksa Agung, saya mengatakan melepas semua. Tapi teman-teman di lembaga kajian itu mengatakan, bahwa ini bukan lembaga profit. Tapi saya pikir tetap nonaktif dulu, nanti setelah menjadi Jaksa Agung baru bergabung lagi," ujar dia. (umi)


• VIVAnews
http://nasional.vivanews.com/news/read/190723-basrief--pensiun-dini-saat-di-puncak-karir
Translate to : by

0 komentar:

Posting Komentar