Trauma, Korban Pecabulan Bos BPN Berkerudung Mulai Ramadhan

Selasa, 27 September 2011

Jika dilihat sepintas, AIS (22) korban pencabulan oknum pejabat BPN berinisial G, tampak tegar di balik kerudung yang digunakannya. Didampingi sang tunangan AIS meninggalkan Polda Metro Jaya setelah tujuh jam lamanya diperiksi di ruang penyidik.


Menurut kuasa hukum korban Shanti Dewi, kliennya tersebut awalnya tidak berkerudung. Tetapi setelah aksi cabul bosnya mencuat di kalangan para pegawai BPN yang lain, tepatnya 1 Agustus 2011, AIS pun terpanggil untuk mengenakan kerudung.

"Iya, ia berkerudung mulai awal ramadan karena trauma juga. Selain itu, dia pun berkerudung karena mendapat pencerahan juga, setelah kasus ini terdengar ribut-ribut di kantor," kata Shanti saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Senin (26/9/2011).

Namun, saat ini AIS sudah lebih tegar menghadapi kenyataan yang dialaminya. "Ia di ruang penyidik tidak menangis seperti AN. Nangisnya sudah habis sebelumnya," kata Shanti.

AIS merupakan korban G yang masih lajang dan paling muda dan paling lama mendapatkan perlakuan tak senonoh dari sang bos dibandingkan AN dan NPS.

"Waktu 2010 itu tidak terlalu parah, hanya pantatnya dipegang-pegang, tapi kemudian ada kejadian pada 2011 yang paling parah. 2011 ini, lebih dari pegang-pegang, tapi tidak sampai penetrasi," ungkap Shanti.

Seperti diberitakan sebelumnya, tiga staf BPN, AIF (22), AN (25) dan NPS (29), melaporkan kasus pelecehan seksual yang dilakukan pejabat eselon II BPN berinisial G ke Polda Metro Jaya.

Kasus pelecehan seksual terjadi sejak tahun 2010. Pelaku kerap kali melakukan tindak pelecehan dengan meraba-raba bagian vital korban. Awalnya korban tidak berani angkat bicara atas kasus ini. Ketika NPS berbicara, akhirnya dua korban lain berani melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya.

Selain itu, korban pun meminta perlindungan dari Komnas Perempuan. Bentuk dukungan Komnas Perempuan terhadap kasus pelecehan seksual tersebut diberikan melalui surat tertanggal 19 September 2011 No. 042/KNATP/Pemantauan/Surat Dukungan/IX/2011.



Penulis: Adi Suhendi  |  Editor: Prawira Maulana
http://www.tribunnews.com/2011/09/27/trauma-korban-pecabulan-bos-bpn-berkerudung-mulai-ramadhan

Translate to : by

0 komentar:

Posting Komentar