Selain manusia, satu-satunya primata yang memiliki perilaku makan
berlebihan di habitat aslinya adalah orangutan. Manusia dan orangutan
juga punya kemiripan terkait perilaku tersebut, yakni sama-sama banyak
yang mengalami obesitas.
Perilaku makan berlebihan pada musim-musim tertentu teramati dalam penelitian Erin Vogel, seorang ilmuwan dari Rutgers University di New Jersey. Selama 5 tahun, ia mengamati sampel urine beberapa ekor orangutan di hutan-hutan Pulau Kalimantan.
Vogel mengungkap, pada musim-musim tertentu orangutan menunjjukkan perilaku makan berlebihan yakni ketika pohon-pohon banyak berbuah. Orangutan cenderung makan sebanyak-banyaknya, hingga tubuhnya menggendut karena kelebihan kalorinya disimpan sebagai lemak.
Namun begitu masuk musim paceklik, orangutan mengubah dietnya secara dramatis. Dari yang semula 80 persen menu makanannya didominasi buah-buahan, ketika buah mulai langka orangutan hanya makan daun dan kulit kayu yang lebih banyak mengandung serat dibanding kalori.
"Orangutan adalah satu-satunya primata non-manusia yang menyimpan cadangan makanan dalam bentuk lemak. Ini tidak kami temukan pada spesies lain," kata Vogel yang mempublikasikan temuannya dalam jurnal Biology Letters, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (14/12/2011).
Saat dietnya berubah, Vogel dan rekan-rekannya menemukan perubahan komposisi kimiawi dalam sampel urine orangutan. Salah satunya adalah peningkatan ketone, yang menunjukkan adanya metabolisme lemak di dalam tubuh untuk diubah menjadi energi.
Perubahan lain di dalam urine adalah peningkatan isotop nitrogen, yang mengindikasikan adanya sel-sel otot yang dipecah untuk menghasilkan protein dan energi. Tubuh yang memakan sel-sel ototnya sendiri juga terjadi pada manusia, khususnya yang mengalami anoreksia karena ingin kurus.
(up/ir)
http://www.detikhealth.com
Perilaku makan berlebihan pada musim-musim tertentu teramati dalam penelitian Erin Vogel, seorang ilmuwan dari Rutgers University di New Jersey. Selama 5 tahun, ia mengamati sampel urine beberapa ekor orangutan di hutan-hutan Pulau Kalimantan.
Vogel mengungkap, pada musim-musim tertentu orangutan menunjjukkan perilaku makan berlebihan yakni ketika pohon-pohon banyak berbuah. Orangutan cenderung makan sebanyak-banyaknya, hingga tubuhnya menggendut karena kelebihan kalorinya disimpan sebagai lemak.
Namun begitu masuk musim paceklik, orangutan mengubah dietnya secara dramatis. Dari yang semula 80 persen menu makanannya didominasi buah-buahan, ketika buah mulai langka orangutan hanya makan daun dan kulit kayu yang lebih banyak mengandung serat dibanding kalori.
"Orangutan adalah satu-satunya primata non-manusia yang menyimpan cadangan makanan dalam bentuk lemak. Ini tidak kami temukan pada spesies lain," kata Vogel yang mempublikasikan temuannya dalam jurnal Biology Letters, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (14/12/2011).
Saat dietnya berubah, Vogel dan rekan-rekannya menemukan perubahan komposisi kimiawi dalam sampel urine orangutan. Salah satunya adalah peningkatan ketone, yang menunjukkan adanya metabolisme lemak di dalam tubuh untuk diubah menjadi energi.
Perubahan lain di dalam urine adalah peningkatan isotop nitrogen, yang mengindikasikan adanya sel-sel otot yang dipecah untuk menghasilkan protein dan energi. Tubuh yang memakan sel-sel ototnya sendiri juga terjadi pada manusia, khususnya yang mengalami anoreksia karena ingin kurus.
http://www.detikhealth.com
Translate to : by
0 komentar:
Posting Komentar