Pasang Behel Gigi Malah Nyeri Rahang

Selasa, 31 Januari 2012

Annisa (21) warga Karya Kasih, Johor, jera memasang behel dengan tukang gigi. Ia sama sekali tidak menduga usahanya untuk merapikan letak giginya 5 tahun lalu berakibat ia harus menjalani perawatan perbaikan sendi rahangnya sedikitnya 3 tahun ke depan.

Tercatat sampai tahun 2011 sedikitnya ada 4 kasus yang ditangani oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) cabang Medan mengenai keluhan setelah memasang behel, yang kini menjadi tren anak muda.

Nisa ditemui pada Jumat  (27/1/2012) mengaku, awalnya memasang behel sekitar 5 tahun lalu karena ingin merapikan posisi giginya. Namun, untuk memasang behel tersebut gigi ginsulnya harus dicabut agar mempermudah pemasangan.
 
Setelah pemasangan behel selesai, ia kerap kali merasa ngilu dan merasa sakit apalagi saat makan. "Sering ngerasa gak enak dan sakit saat makan," ujarnya.

Nisa sendiri mengaku, kapok bila harus berurusan dengan tukang gigi. ia mengatakan akan menggunakan jasa dokter gigi saja bila ingin melakukan perawatan gigi.

"Kapok, kalau harus berurusan dengan tukang gigi lagi. kalau mau urusan perawatan gigi lagi, sama spesialis aja dulu waktu masang sekitar Rp 1.5 Juta untuk baian atas saja dan tukang gigi itu yang selalu kerumah dan ia membawa peralatan seperti dokter gigi," ujarnya.

Sementara itu ketua Persatuan dokter gigi Indonesia (PDGI) drg Iskandar Muda Siregar mengatakan apayang dialami nisa tersebut bukan termasuk mal praktek namun termasuk pelanggaran hukum. Sebab sambungnya dilakukan diluar prosedur dan kompetensinya. "Ini bukan termasuk dalam kasus mal praktek, namun merupakan pelanggaran hukum," jelasnya.

Iskandar menjelaskan, pemasangan behel sesungguhnya tidak sembarangan dan  harus dilihat dari segi kesehatan,estetis hingga kenyamanan pengguna. Sebab bila tidak sesuai akan mempengaruhi gangguan sendi pada rahang bahkan juga mengakibatkan stres.

"Pemasangan behel tidak bisa sembarangan, kita harus memperhatikan segi kesehatan,kenyamanan bukan hanya dari segi kecantikan. karena ditakutkan akan menyebabkan efek samping bila tidak sesuai" jelasnya.
Ia sendiri mengakui masyarakat banyak yang belum faham mengenai permasalahan gigi seperti untuk pemasangan behel dan pemakaian gigi palsu. Sehingga mereka datang ke dokter gigi dengan keluhan yang dialami.
Permasalahan keluhan itu, menurut Iskandar lebih karena  ketidakfahaman masyarakat kemana pergi untuk kesehatan gigi mereka. “Kemungkinan lain, mereka malas membuat pengaduan walaupun ini bukan malpraktik karena menyalahi kompetensi. Bahkan orang yang mengalami keluhan itu umumnya ekonominya bagus dan ada yang tinggal di perumahan,” ungkapnya.

Sementara untuk keluhan Nisa, menurut Iskandar, dirinya akan melakukan evaluasi, melakukan foto sebagai prosedur. Namun, rumitnya ruang bekas pencabutan gigi sudah tidak ada lagi.

“Dari kasus ini, prinsip kedokteran gigi, gigi taring atau ginsul tidak boleh dicabut karena untuk penyanggah.jadi karena itu sudah tidak ada, menyebabkan rasa tidak nyaman saat mengunyah makanan,” katanya.
Untuk itu, tambanhnya, dia akan melihat sendi rahangnya, yang biasanya kalau sudah lama bisa terjadi pergeseran. “Kalau sempat sudah permanen dan beresiko, kta kamuflase,” imbuhnya.
Sedangkan untuk perawatan  dan perbaikan sendi rahang Nisa, Iskandar berujar diperlukan waktu sekitar 3 tahun. ”Karena untuk menggerakkan kembali jaringan yang hidup,” katanya.


Translate to : by

0 komentar:

Posting Komentar