Pertamina Beri Opsi Terakhir ke TPPI Untuk Lunasi Utang

Senin, 29 November 2010

Utang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) ke Pertamina sebesar US$ 536 juta sampai saat ini belum juga dibayar. Pertamina pun mengirimkan surat terakhir ke TPPI terkait solusi terakhir pembayaran utang.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Pengembangan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Frederick Siahaan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (29/11/2010).

"Minggu lalu kami sudah melayangkan surat untuk memberikan solusi terakhir bagi TPPI," ujarnya.

Dalam surat tersebut, Pertamina bersedia untuk membeli minyak mogas dari TPPI untuk jangka panjang, asalak TPPI membayar kewajibannya yang sudah jatuh tempo ke Pertamina.

Ditambahkan oleh Frederick, dalam surat yang terakhir tersebut Pertamina memberikan batas waktu dua bulan kepada TPPI untuk menyelesaikan utangnya. Pertamina berkordinasi dengan pemerintah lewat Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan BP Migas untuk melihat solusi yang komprehensif terhadap TPPI.

"Atas surat tersebut kami beri respon 2 bulan," jelas Frederick.

Lebih lanjut lagi, Frederick menjelaskan, dalam rapat-rapat Pertamina, sudah ada penyampaian beberapa usulan mengingat restrukturisasi utang TPPI, dan menurut Pertamina sudah paling wajar untuk menyelamatkan TPPI ke depannya.

"Yang kami inginkan sebenarnya adalah adalah agar utang Pertamina dibayar. Kami tidak ada maksud untuk mengambil alih secara paksa TPPI. Tujuan utamanya adalah bahwa kewajiban TPPI terhadap Pertamina dibayar lunas," ujar Frederick.

Seperti yang diketahui, TPPI memiliki hutang kepada Pertamina dan BP Migas dengan total mencapai kisaran US$700 juta, masing-masing hutang kepada BP Migas sekitar US$165 juta dan terhadap Pertamina berjumlah sekitar US$536 juta.

Anggota Komisi VII DPR M Romahurmuziy meminta, Menteri BUMN Mustafa Abubakar membatalkan kontrak pasokan solar TPPI ke PT PLN (Persero).
    
"Kontrak itu berpotensi merugikan negara hingga US$ 702 juta," kata anggota Dewan dari Fraksi PPP itu.

Romy, panggilan Romahurmuziy, mengatakan, potensi kerugian itu dikarenakan kondisi keuangan TPPI yang bermasalah. Ia merinci, TPPI kini dalam kondisi lalai secara teknis (technical default) karena permodalan negatif baik berdasarkan nilai buku yakni minus US$ 282 juta per 30 September 2009.

TPPI juga sudah mendapatkan empat kali pernyataan 'default' atau lalai dari kreditur senior sebagai pemegang hak tanggungan aset fisik tingkat pertama, sekaligus pemegang saham 15 persennya, yaitu Pertamina sejak Juni 2009.

(dnl/dnl)

http://www.detikfinance.com/read/2010/11/29/203505/1505248/4/pertamina-beri-opsi-terakhir-ke-tppi-untuk-lunasi-utang


Translate to : by

0 komentar:

Posting Komentar