Jatah Menipis, Pertamina Hemat Distribusi Premium

Senin, 29 November 2010

Makin menipisnya jatah kuota BBM subsidi di akhir tahun ini, membuat Pertamina dan Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas untuk melakukan penghematan distribusi BBM Subsidi sejak Oktober.

Demikian hal ini disampaikan dalam jawaban tertulis Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR dengan Pertamina, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (29/11/10).

"Pelaksanaan sosialisasi telah dilakukan ke seluruh pengusaha SPBU oleh BPH Migas bersama Pertamina," jelas Karen dalam jawaban tertulisnya.

Selain itu dijelaskan upaya penghematan tersebut dilakukan dengan cara mengatur besaran kuota BBM subsidi dengan sistem kitir dan pertamax yang difungsikan sebagai substitusi premium.

Di tempat terpisah, Anggota Komite BPH Migas Adi Subagyo memberi keterangan mekanisme dari sosialisasi BBM subsidi tersebut adalah pelaksanaan penataan dispenser di tiap-tiap SPBU yang belum mempunyai dispenser pertamax termasuk pula pembuatan dispenser khusus bagi pengendara motor.

"Sejauh ini sudah banyak kok yang mulai menata dan membenahi (SPBU) masing-masing. Begitu juga dengan pemberlakuan pembatasan penyediaan pengiriman BBM PSO (subsidi)," jelas Adi kepada detikFinance melalui telepon.

Penambahan outlet SPBU yang menjual pertamax pun dilaksanakan. Disampaikan dalam jawaban tertulis Karen, ada penambahan sebanyak 230 SPBU yang menjual pertamax mencakup wilayah Region III (Jabodetabek, Jawa Barat, Banten), Region IV (Jawa Tengah dan DIY), dan Region V (Jawa Timur, Madura, Bali).

"Bagi SPBU yang belum menyediakan tangki pertamax, Pertamina biasanya memberikan kredit, bagi mereka yang membutuhkan. Kalau mereka tidak mau, kan nanti mereka sendiri yang rugi, karena sebentar lagi premium kan dibatasi," kata Adi.

Seperti diketahui, pemerintah akan mulai menerapkan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi untuk mobil di atas tahun 2005. Hal itu dilakukan seiring terus meningkatnya konsumsi BBM akibat meningkatnya pertumbuhan kendaraan. Akibatnya, konsumsi BBM pada tahun 2010 ini saja sudah melebihi jatah APBN.

Untuk tahun ini saja, konsumsi BBM diprediksi melonjak menjadi 38 juta kiloliter, di atas jatah APBN 2010 sebanyak 36,5 juta kiloliter. Tanpa pembatasan BBM bersubsidi pada tahun 2011, Menko Perekonomian Hatta Rajasa memperkirakan konsumsi akan meningkat lagi sebanyak 10%.

Namun DPR belum menyetujui anggaran penambahan jatah kuota BBM subsidi tersebut.

(dnl/dnl)

http://www.detikfinance.com/read/2010/11/29/210722/1505255/4/jatah-menipis-pertamina-hemat-distribusi-premium?f9911023


Translate to : by

0 komentar:

Posting Komentar