Ironis! Negara Agraris Tapi RI Masih Impor Kedelai dan Beras

Kamis, 23 Desember 2010

Indonesia dinilai sebagai negara agraris penghasil produk pertanian. Tapi ironis karena Indonesia masih mengimpor bahan-bahan baku seperti kedelai, terigu, gula, dan beras.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Penasihat Kadin Fahmi Idris dalam jumpa pers di kantor Kadin, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Kamis (23/12/2010).

"Kita itu dicap sebagai negara agraris, tapi ironisnya kita ekspor kedelai, terigu, gula, dan beras. Lalu fatalnya lagi kita impor dari negara industri, seperti gula impor dari AS," kata Fahmi.

Menurut Fahm, Hal tersebut disebabkan karena pemerintah tidak mau mendorong perkembangan industri ke luar Jawa. Investor pun masih ogah menanamkan uangnya untuk perkembangan industri di luar Jawa karena kondisi infrastruktur yang parah.

"Investasi industri di Jawa mendekati 70%. Kalau Jawa tak ada lahan yang bisa diekspansi kita cari di luar jawa. Masalah utamanya, investor sering bertanya, kalau mereka buka di daerah ada insentif atau tidak dan bagaimana infrastrukturnya? " ujar Fahmi.

Pemerintah harus memberikan insentif sebagai usaha untuk menarik investasi ke luar Jawa. Harus ada insentif fiskal kepada industri yang mau berinvestasi ke luar pulau Jawa.

"Jalan keluarnya harus bangun pusat industri di daerah sehingga infrastruktur didorong. Yang kurang di daerah pelabuhan, penerbangan, jalan, listrik, dan jembatan. Pemerintah tak berani ambil keputusan seperti itu. Kasih insentif fiskal ke industri yang mau fokus ke sektor utama tadi sehingga tidak perlu impor lagi," paparnya.

"Daerah banyak yang bisa jadi tempat pengembangan industri. Seperti Papua yang bisa dibangun pabrik semen yang melebih Gresik. NTT dan NTB bisa untuk rumput laut," tukas Fahmi.
(dnl/qom)

http://www.detikfinance.com/read/2010/12/23/162648/1531883/1036/ironis-negara-agraris-tapi-ri-masih-impor-kedelai-dan-beras?f9911023


Translate to : by

0 komentar:

Posting Komentar