Pecahnya Implan Payudara Biasanya Karena Bercinta yang Heboh

Kamis, 12 Januari 2012

Implan payudara beracun yang menghebohkan Eropa dan Amerika Latin disebut-sebut mudah pecah atau bocor. Namun diyakini, implan itu tidak akan semudah itu pecah kalau tidak ada pemicunya antara lain hubungan seks yang terlalu brutal.

Laporan ilmiah terbaru di Australia mengungkap, ada berbagai hal yang sering memicu kebocoran implan silikon. Guncangan yang terlalu kuat, atau tekanan berlebih saat diremas disebut-sebut sebagai salah satu pemicu runtuhnya selubung polyurethrane yang membungkus implan silikon.

"Dalam beberapa kasus, pemicu implan silikon pecah adalah olahraga terlalu keras di gym, memakai bra terlalu ketat atau diremas terlalu kuat oleh suaminya," kata Lorraine Long dari Medical Error Action Group Down Under yang menyusun laporan tersebut seperti dikutip dari Thesun, Rabu (12/1/2012).

Dalam salah satu kasus di Australia, kebocoran terjadi akibat buruknya penanganan oleh dokter bedah yang memasangnya. Saat hendak dipasang, dokter tersebut tidak berhati-hati memegangi implan sehingga menjadi rapuh dan memicu kebocoran di kemudian hari.

Implan silikon berkualitas rendah itu diproduksi oleh Poly Implant Prostheses (PIP) yang pabriknya kini sudah ditutup. Bahan baku silikon yang digunakan tidak memenuhi standar, demi menekan biaya produksi sehingga bisa dijual dengan harga lebih murah.

Selain mudah pecah, implan ini juga dikeluhkan karena diduga bisa meningkatkan risiko kanker. Ratusan ribu pengguna implan silikon PIP di seluruh dunia diimbau untuk melepas payudara palsunya, bahkan beberapa negara menggratiskan biaya pelepasannya.

Teror implan payudara beracun yang mudah bocor memang mendunia, namun untuknya tidak sampai ke Indonesia. Ahli bedah plastik dari RS Cipto Mangunkusumo, dr R Aditya Wardhana, SpBP mengatakan implan yang dipakai di Indonesia pada umumnya sudah teruji keamanannya.

"Sejauh ini kita pakai implan payudara yang disetujui FDA dan Uni Eropa. Kalau bermasalah di kemudian hari, mereka dari pihak pembuat dan juga badan-badan pengawasan obat dan makanan dunia akan keluarkan warning. Sejauh ini belum ada," kata dr Aditya seperti diberitakan detikHealth sebelumnya.
(up/ir)




http://www.detikhealth.com/read

Translate to : by

0 komentar:

Posting Komentar